“Hey! Kamu yang
nyumputin tablet aku ya?!” Tuduh Prita pada Selly saudara sepupunya.
“Idih, main nuduh aja
kamu! Siapa juga yang nyumputin!” Bela Selly.
“Dasar Selly
pembohong!” Seru Prita.
Kala itu, mereka sedang
berada di mobil. Mereka sedang menuju ke rumah Nenek dan Kakeknya di Garut.
Ya, memang begitu
kebiasaan mereka saat bertemu. Bertengkar. Prita berambut panjang sebahu dan
berwarna hitam kelam sedangkan Selly berambut sepunggung dan sedikit
bergelombang serta berwarna coklat kehitaman.
“Udah, udah. Kalian
jangan berantem aja dong! Kapan akurnya kalau tiap bertemu bertengkar gini?”
Lerai Mama Selly.
“Itu tuh Tante! Selly
nyumputin tablet aku! Buktinya tadi Selly minjem tablet aku terus belum
dikembaliin!” Jelas Prita.
“Boong Ma! Aku gak
nyumputin tabletnya Prita! Aku udah kembaliin ke Prita kok!” Bela Selly.
“Aduh, kalian ini
gimana sih! Di lerai berantem, di diemin berantem. Sekarang, siapapun yang
salah, kalian harus maafan!” Ucap Mama Selly tegas.
Dengan berat hati,
Prita dan Selly bersalaman dengan muka kecut. Mereka saling memberikan tatapan
tajam.
“Eits… Maafan kok gitu
mukanya? Senyum dong…” Ucap Mama Selly
seraya menarik kedua sudut bibir Selly dan Prita sehingga membentuk senyuman.
Prita dan Selly hanya
pasrah. Mereka kemudian asyik dengan aktifitas sendiri. Prita sibuk mencari
tabletnya sedangkan Selly membaca buku yang ia bawa.
Sesampainya di depan
rumah Nenek dan Kakek. Ayah Prita yang menyetir segera memakirkan mobilnya di
garasi rumah Nenek dan Kakek.
Mobil sudah terparkir.
Prita dan Selly yang duluan turun segera memeluk Nenek dan Kakeknya itu.
“Halo cucuku
tersayang,” Ucap Nenek dan Kakek seraya balas memeluk kedua cucunya tersebut.
“Nek, Kek, nanti kita
ke kebun belakang rumah ya!” Seru Prita.
“Iya tuh! Aku ingin
memetik buah strawberry!” Seru Selly setuju.
“Iya, iya, nanti ya.
Sekarang kalian istirahat dulu. Kalian pasti capek,” Usul Kakek.
“Yah… Yaudah deh Kek,
kita ke dalem yuk!” Ajak Selly.
Nenek, Kakek, Selly,
Prita dan yang lainnya segera masuk kedalam rumah. Ada yang langsung makan,
nonton televisi, tidur dan yang lainnya.
Setelah Prita dan Selly
istirahat dengan cukup, mereka segera berlari menghampiri Nenek yang sedang
duduk di teras rumah.
“Nek, ayo kita ke
kebun!” Ajak Selly sambil menarik-narik tangan Nenek.
“Iya, sebentar ya.
Nenek ambil peralatan untuk memanen buah-buahan dan sayur-sayurannya,”
Ucap
Nenek seraya bangkit dari duduknya lalu pergi ke dalam rumah untuk mengambil
peralatan-peralatannya.
Beberapa menit kemudian,
Nenek keluar dengan membawa beberapa keranjang, dan lain-lainnya.
Selly dan Prita
membantu Nenek membawakan peralatan-peralatan yang cukup banyak itu.
Sesampainya di kebun,
Selly dan Prita bergegas mengambil keranjang masing-masing. Mereka juga mengambil
gunting kebun.
Prita memanen beberapa
strawberry dan kiwi. Sedangkan Selly sedang memanen anggur dan wortel.
Setelah Prita dan Selly
memanen masing-masing 2 buah atau sayur, mereka segera berlari menghampiri
Nenek. Tiba-tiba Selly mempunyai ide jahil. Selly yang tadinya berlari paling
depan mendadak berhenti. Prita yang melihat hal itu penasaran kenapa Selly
berhenti berlari. Tetapi Prita terus berlari dan sampailah di depan Selly.
Dengan cekatan, Selly menjegal kaki Prita dengan kakinya.
“Aw!” Seru Prita
merintih kesakitan. Kepalanya terbentur batu sehingga darah mengalir dari
dahi-nya. Mata Prita tertutup karena pingsan.
“Prita?!” Seru Selly
panik. Padahal niatnya hanya ingin membuat Prita tersandung saja. Bukan membuat
Prita terbentur batu.
Selly berlari menuju
Nenek dan menceritakan kejadian tadi pada Nenek. Dengan panik, Nenek berjalan
menuju Prita dan menolong Prita.
Setelah siuman, Prita
melihat keadaan sekeliling. Sekarang ia ada di kamar Nenek dan Kakek.
“Prita, maafkan aku!
Aku memang sengaja, tapi aku tak ingin kamu sampai seperti itu! Kumohon,
maafkan aku!” Ucap Selly menyesal.
Prita kemudian
memaafkan Selly. Prita memeluk Selly dengan penuh rasa persahabatan. Kini,
tidak ada lagi pertarungan antara Prita dan Selly.
No comments:
Post a Comment