Friday, May 3, 2013

Berkat Kebun Nenek


            “Hey! Kamu yang nyumputin tablet aku ya?!” Tuduh Prita pada Selly saudara sepupunya.

            “Idih, main nuduh aja kamu! Siapa juga yang nyumputin!” Bela Selly.

            “Dasar Selly pembohong!” Seru Prita.

            Kala itu, mereka sedang berada di mobil. Mereka sedang menuju ke rumah Nenek dan Kakeknya di Garut.

            Ya, memang begitu kebiasaan mereka saat bertemu. Bertengkar. Prita berambut panjang sebahu dan berwarna hitam kelam sedangkan Selly berambut sepunggung dan sedikit bergelombang serta berwarna coklat kehitaman.

            “Udah, udah. Kalian jangan berantem aja dong! Kapan akurnya kalau tiap bertemu bertengkar gini?” Lerai Mama Selly.

            “Itu tuh Tante! Selly nyumputin tablet aku! Buktinya tadi Selly minjem tablet aku terus belum dikembaliin!” Jelas Prita.

            “Boong Ma! Aku gak nyumputin tabletnya Prita! Aku udah kembaliin ke Prita kok!” Bela Selly.

            “Aduh, kalian ini gimana sih! Di lerai berantem, di diemin berantem. Sekarang, siapapun yang salah, kalian harus maafan!” Ucap Mama Selly tegas.

            Dengan berat hati, Prita dan Selly bersalaman dengan muka kecut. Mereka saling memberikan tatapan tajam.

            “Eits… Maafan kok gitu mukanya?  Senyum dong…” Ucap Mama Selly seraya menarik kedua sudut bibir Selly dan Prita sehingga membentuk senyuman.

            Prita dan Selly hanya pasrah. Mereka kemudian asyik dengan aktifitas sendiri. Prita sibuk mencari tabletnya sedangkan Selly membaca buku yang ia bawa.

            Sesampainya di depan rumah Nenek dan Kakek. Ayah Prita yang menyetir segera memakirkan mobilnya di garasi rumah Nenek dan Kakek.

            Mobil sudah terparkir. Prita dan Selly yang duluan turun segera memeluk Nenek dan Kakeknya itu.

            “Halo cucuku tersayang,” Ucap Nenek dan Kakek seraya balas memeluk kedua cucunya tersebut.

            “Nek, Kek, nanti kita ke kebun belakang rumah ya!” Seru Prita.

            “Iya tuh! Aku ingin memetik buah strawberry!” Seru Selly setuju.

            “Iya, iya, nanti ya. Sekarang kalian istirahat dulu. Kalian pasti capek,” Usul Kakek.

            “Yah… Yaudah deh Kek, kita ke dalem yuk!” Ajak Selly.

            Nenek, Kakek, Selly, Prita dan yang lainnya segera masuk kedalam rumah. Ada yang langsung makan, nonton televisi, tidur dan yang lainnya.

            Setelah Prita dan Selly istirahat dengan cukup, mereka segera berlari menghampiri Nenek yang sedang duduk di teras rumah.

            “Nek, ayo kita ke kebun!” Ajak Selly sambil menarik-narik tangan Nenek.

            “Iya, sebentar ya. Nenek ambil peralatan untuk memanen buah-buahan dan sayur-sayurannya,” 
Ucap Nenek seraya bangkit dari duduknya lalu pergi ke dalam rumah untuk mengambil peralatan-peralatannya.

            Beberapa menit kemudian, Nenek keluar dengan membawa beberapa keranjang, dan lain-lainnya.

            Selly dan Prita membantu Nenek membawakan peralatan-peralatan yang cukup banyak itu.

            Sesampainya di kebun, Selly dan Prita bergegas mengambil keranjang masing-masing. Mereka juga mengambil gunting kebun.

            Prita memanen beberapa strawberry dan kiwi. Sedangkan Selly sedang memanen anggur dan wortel.

           Setelah Prita dan Selly memanen masing-masing 2 buah atau sayur, mereka segera berlari menghampiri Nenek. Tiba-tiba Selly mempunyai ide jahil. Selly yang tadinya berlari paling depan mendadak berhenti. Prita yang melihat hal itu penasaran kenapa Selly berhenti berlari. Tetapi Prita terus berlari dan sampailah di depan Selly. Dengan cekatan, Selly menjegal kaki Prita dengan kakinya.

            “Aw!” Seru Prita merintih kesakitan. Kepalanya terbentur batu sehingga darah mengalir dari dahi-nya. Mata Prita tertutup karena pingsan.

            “Prita?!” Seru Selly panik. Padahal niatnya hanya ingin membuat Prita tersandung saja. Bukan membuat Prita terbentur batu.

            Selly berlari menuju Nenek dan menceritakan kejadian tadi pada Nenek. Dengan panik, Nenek berjalan menuju Prita dan menolong Prita.

            Setelah siuman, Prita melihat keadaan sekeliling. Sekarang ia ada di kamar Nenek dan Kakek.

            “Prita, maafkan aku! Aku memang sengaja, tapi aku tak ingin kamu sampai seperti itu! Kumohon, maafkan aku!” Ucap Selly menyesal.

            Prita kemudian memaafkan Selly. Prita memeluk Selly dengan penuh rasa persahabatan. Kini, tidak ada lagi pertarungan antara Prita dan Selly.     

No comments:

Post a Comment

My Banner

Grab My New Banner, Okay?
This Template Are Made @ Copyright All Right Reserved By NUR IRDINA ZAKARIA. Please Do not Open My Pagesource Anonymous !!!